Berpendirian Teguh 7:39 AM

Rasulullah s.a.w bersabda:

"Janganlah kamu menjadi orang yang terikut-ikut dengan mengatakan, kami pun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim, kami pun akan berbuat zalim." Tetapi, teguhkanlah dirimu dengan berprinsip, "Kalau orang lain berbuat kebaikan, kami berbuat kebaikan pula dan kalau oran lain berbuat kejahatan, kami tidak akan melakukannya"
(HR Tirmidzi)

Salah satu sebab hancurnya kehidupan bermasyarakat adalah apabila individu-individu di dalamnya tidak lagi memiliki prinsip hidup yang teguh dan pendirian kuat.

Di antara prinsip kebenaran yang perlu dipegang erat adalah semasa melakukan kebaikan. Sekalipun rakan-rakan, orang-orang terdekat, keluarga, tokoh-tokoh berpengaruh di sekeliling, bahkan para pemimpin melakukan kezaliman atau perbuatan buruk, ia tetap dengan pendiriannya melakukan kebaikan. Inilah karakter orang mukmin yang berpegang teguh dengan tali Allah.

Malangnya, tidak sedikit manusia, dengan berbagai alasan, hanyut terbawa arus yang menjerumuskannya kepada lembah keburukan. Apalagi, sekiranya keburukan itu digilap sedemikian rupa sehingga manusia dipaksa berpihak pada sesuatu yang dilakukan oleh orang ramai. Padahal, ramainya orang yang melakukan sesuatu perbuatan itu bukanlah ukuran bahawa perbuatan itu baik.

Bukankah Nabi s.a.w berpesan kepada setiap mukmin untuk selektif, menilai apakah perbuatan itu baik atau buruk. Jika baik, mukmin diperintahkan untuk melakukannya dan jika buruk, mukmin diperintahkan untuk meninggalkannya, sekalipun ramai orang yang melakukannya.

Sesuatu yang baik dan buruk tetaplah tidak sama, meskipun keburukan itu memukau ramai manusia. Demikian yang Allah s.w.t tegaskan dalam al-Quran:

"Katakanlah (wahai Muhammad), "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun ramai yang buruk itu menarik hatimu. Maka, bertaqwalah kepada Allah, hai orang-orang yang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan." (Surah al-Maidah: 100)

Berpegang pada prinsip untuk sentiasa berbuat baik dan menjauhi perbuatan buruk akan menyelamatkan manusia dari kehidupan yang menawarkan kemilau kenikmatan sementara. Kerana sesungguhnya kemilau kenikmatan itu sering menjerumuskan manusia pada keburukan yang pada akhirnya akan menghancurkan manusia lahir dan batin, dunia dan akhirat.

Wallahu a'lam.


MINNI:-
IZZAH

0 comments: